29 September 2014

TUKANG OJEK MALAM



Cerpen: Otang K.Baddy 
      Malam melaju ke pukul 23 wib. Terminal di kota kecamatan itu tampak sepi. Seluruh aktivitas nyaris lumat dengan kantuk. Satu dua bus terfarkir lesu, menanti hari esok yang tak menentu. Maklum jalur ini merupakan yang terakhir dari aktivitas bus AKDP. Selebihnya, sarana penghubung antar kecamatan dan antar desa, kalau tak dengan angdes (angkutan pedesaan) tentunya dengan ojek. Itu pun hanya beroperasi siang hari. Sedang malam ojek pun hanya satu dua orang yang bertahan, mungkin hanya sekedar mencari peruntungan.
      Ya, seperti malam itu. Dua ojek masih mangkal di dekat terminal, tepatnya kedai kopi. Berselang ngopi dan makan pisang goreng hangat, dalam mengusir sepi dan gigil kadang ngobrol tak menentu. Yang tentunya obrolan itu sekedar menghibur diri. Musik penghantar malam  mengalun di radio.
       Tak jauh dari mereka, seorang lelaki muda tampak gelisah. Ia kadang tiduran di bangku milik penjual sirop yang ditinggal pemiliknya. Merokok. Terbatuk-batuk, menatap langit dan sesekali mengeluhi keberadaan nyamuk yang nakal. Kadang pula terpengaruh dengan suara dangdut di radio, manggut-manggut dan menghentak-hentakkan kaki. Selebihnya mendesah.
       Lelaki itu cerita, tadinya mau pulang ke kampungnya, setelah sekian lama malang melintang di kota. Pulang menemui keluarganya di kampung Cimanuk, sebuah desa terpencil di ujung selatan pulau itu. Ia tadi turun dari bis sebelum magrib, para tukang ojek menawarkan jasanya, namun ia selalu geleng kepala. Alasannya ia tak punya ongkos yang cukup –mengingat ongkos ojek malam pada umumnya mahal.
      “Biarlah, esok pagi saja naik angdes!” katanya dengan datar. Masuk akal memang. Sebab perjalanan ke kampungnya yang berjarak 30 kilometer itu dalam ukuran saku akan lebih aman dengan naik angdes, ketimbang dengan ojek yang dalam keadaan kantong kering. Betapa tidak, naik angdes tak sampai 10 ribu, sedang ojek memintanya 40 ribu.
       “Kalau dihitung dengan segala resikonya itu masih murah, Kang,” ujar tukang ojeg tadi. Memang perjalanan ke kampung Cimanuk malam-malam masih di batas teka-teki. Selain jalannya yang rusak dan banyak kubangan, juga harus melintasi wilayah yang jauh dari penduduk. Yakni harus nembus area hutan mahoni dan jati –milik perhutani-- yang tak kurang dari 5 kilometer. Bagaimana jika ban meletus dan mesin mogok, juga berbagai kemungkinan lainnya yang mesti diperhitungkan.
       Ya, ia pun mengerti itu. Dan sejujurnya telah ia ceritakan tadi. Bukan tak mau bayar ongkos ojek yang layak, namun keberadaannya tengah seret. Bahkan lebih dari sekedar itu, kepulangannya ke Cimanuk pun semata-mata hanya mencari dana tambahan untuk mengobati istrinya yang tengah sakit di kota. Menurutnya, ia akan berunding dengan saudara tua tentang sebidang tanah yang dulu kerap dimintanya. Saat itu kerap dipertahankan --di samping harganya ditawar murah, ia pun berpikir lebih jauh, karena suatu saat kalau tak betah di kota kemana lagi kalau tak pulang kampung. Namun dalam situasi mendesak, apa hendak dikata? Berapa pun lakunya sebidang tanah warisan itu kini akan dijual. Begitulah beberapa jam tadi ia bertutur santai, terutama pada dua orang ojek yang kini masih mangkal.
                                                              **
       Malam telah mendekati puncaknya. Lelaki itu tampak ketiduran di atas bangku. Dengkurnya terdengar jelas di telinga seorang ojek yang masih melek. Seorang ojek ini memang berpenyakit susah tidur, terutama jika mendekati tanggal setoran.
      Setelah beberapa kali mengisap rokok, dan beberapa kali pula membuang puntungnya. Beberapa kali pula mulutnya berkomat-kamit. Membaca do,a, mungkin intinya meminta pada Yang Kuasa, mohon diberi jalan keluar dalam  segala resah dan masalah.
      “Ya, Allah, kepada siapa lagi hamba mengadu, selain kepadaMu,” batinnya perih.
      Sementara ojek satunya telah jauh larut menyelami mimpi. Begitu pun lelaki yang hendak  ke Cimanuk tadi, terus saja mendengkur. Mungkin kepenatan yang terbawa dari kota telah membuat lupa segalanya.
       Namun tiba-tiba lelaki tak dikenal itu mendadak menggeragap terbangun. Sepertinya ada kecemasan di sana. “Jam berapa,Kang?”katanya seraya mendekati ojek yang belum tidur itu.
      “Jam satu kurang lima menit.”
      “Hati saya tak enak nih, mungkin istri saya sakitnya makin parah. Yang bener ongkos ke Cimanuk berapa tadi,Kang. Harganya yang bersahabat lah, kasihan saya lagi sedih nih,” lelaki itu seakan merajuk.
       “Ya itu tadi, 40 ribu. Tak menghitung segala resiko, itu pun termasuk murah.”
       “30 ribu, tariklah. Lebih cepat lebih baik, bahkan kalau perlu pulang pergi.” Mendengar kata pulang-pergi, si ojek itu seketika mengembang.
       “35 ribu, naik!”
       “Ya, terpaksa lah, daripada gelisah!” ujar lelaki itu, seakan tak sabar ia mendahului naik ke boncengan motor itu. Sementara tukang ojek itu, setelah merapikan jaket dan memasang helm ia pun melilitkan handuk kecil di lehernya. Buat penawar gigil katanya. Setelah semuanya beres, termasuk memeriksa bensin, keberangkatan pun dimulai.
                                                                      **
       Motor ojek itu melesat kencang ke arah selatan. Suaranya yang berdesis dan terkesan luwes, tak mampu menyembunyikan fakta bahwa motor itu masih baru. Sehingga membuat nyaman bagi pemakainya, baik pengemudi maupun penumpangnya. Kecuali ban meletus dan habis bensin, tak perlu ada yang dicemaskan bagi keduanya.
       Sekira limabelas kilometer perjalanan nyaris mulus, tak ada kerusakan yang berarti. Hanya lubang-lubang kecil serta beberapa aspal mengelupas. Dilewatinya perkampungan penduduk, pesawahan dan jembatan-jembatan pendek. Di antara desir angin malam, perjalanan mereka pun terasa hangat karena keduanya ngobrol asyik tentang apa saja.
       Perjalanan hampir memakan waktu dua jam ketika mereka memasuki hutan mahoni dan jati. Mungkin sudah mencapai tigaperempat perjalanan, selebihnya mendekati kampung Cimanuk. Benar apa yang sering diceritakan banyak orang, selain badan jalan rusak --banyak kubangan di sana-sini—juga medannya agak berat. Entah sudah berapa kali mereka menemui tanjakkan dan tikungan tajam. Mungkin karena banyak turun gigi, mesin motor pun agak terasa panas.
      Tukang ojek itu seketika terhenyak manakala ditemui jalanan yang menurun tajam. Bukan soal licin dan di kiri-kanannya diapit tebing terjal, melainkan ia ingat sesuatu. Yakni tentang peristiwa setahun lalu. Seorang ojek malam jadi korban penganiayaan, ia jatuh tersungkur setelah sebelumnya kepala tukang ojek itu dibacok. Paginya ia ditemukan tergeletak dengan kepala berdarah. Memang tak sampai meninggal, selain kritis motornya pun raib.
       “Allahu Akbar!” tiba-tiba tukang ojek ini bertakbir. Mungkin untuk membesarkan hatinya yang sempat menciut. Dan entah kenapa, mendengar apa yang baru diucapkan, lelaki di boncengan itu mendadak gemetar. Namun segera ia mengatasi keadaan, hingga tak kentara ada kelainan di jiwanya.
       “Jangan kuatir Kang, di daerah sini konon kini sudah aman,” seolah tahu kecemasan tukang ojek itu, lelaki di boncengan itu mencoba menghiburnya.
       “Memang di tempat inilah kejadiannya. Saat ojek itu melaju lambat lehernya dijerat, setelah terjatuh kepalanya dibacok. Kemudian motornya dibawa kabur oleh si pelaku.”
       Di tengah jalanan yang kadang terantuk dan berguncang, tukang ojek itu tak banyak komentar selain menanggapinya dengan anggukkan. Paling cuma bilang “oh” dan “oh” saja karena cerita itu sebelumnya pun ia telah dengar. Namun lelaki di boncengan itu terus berceloteh, seolah ingin berbagi informasi lebih jauh.
       “Bukan orang jauh, pelakunya masih orang kampung Cimanuk. Ya, anak kurang kerjaan lah. Kalau tak berdua, sendiri pun ia berani melakukannya. Caranya ia membentangkan tali di tengah jalan biar motor itu terjatuh. Namun kini jangan kuatir, keduanya telah kabur entah kemana. Dan sangat mustahil mereka kembali dalam waktu dekat ini. Sebab nyawa dan raganya pun sangat terancam, warga Cimanuk dan sekitarnya sudah merasa gemas. Jika mereka datang lagi, tak mustahil tubuhnya akan dibakar dalam suatu pesta amarah kemenangan,” ujar lelaki tak dikenal itu panjang-lebar.
       Tukang ojek itu hanya manggut-manggut. Ia tak tahu, kalau pelaku kriminal yang kerap bikin heboh itu sebenarnya adalah lelaki yang kini ia bonceng sendiri(*)

28 September 2014

AJARAN DAN PEMIKIRAN SYEKH SITI JENAR



Oleh Mas Kumitir

Kepada Yth Pembaca Yang Budiman,

Artikel ini disampaikan untuk menambah wacana dan referensi untuk memperkaya pemahaman dan bisa juga untuk tujuan menambah perbendaharaan pengetahuan ajaran-ajaran jawa semata. Soal benar dan salah ajaran beliau, kami mohon agar para pembaca bisa arif dan bijaksana. Terima kasih. (Editor)

Ketika dihadapkan pada peradaban baru, banyak di antara manusia yang memilih jalan yang dianggap benar. Jalan wali adalah salah satu yang mungkin bisa membawa manusia memasuki peradaban yang penuh dengan kesadaran untuk menuju Tuhan, karena jalan wali adalah jalan menuju pembebasan…..

Syekh Siti Jenar adalah salah satu wali yang memiliki ajaran dan pemikiran kontroversial. Banyak ulama melihat ajaran Beliau dari sudut pandang tasawwuf dan menjadikan persoalan yang timbul menjadi lain, karena dianggap menyesatkan tetapi justru menjadi suatu ajaran yang sudah mencapai derajat ”fana”.

Apa dan bagaimana ajaran dan pemikiran Syekh Siti Jenar yang telah menemukan ”sejati ning urip” hidup yang lahir. Apakah ajaran dan pemikiran Beliau dapat kita petik untuk bekal kehidupan atau malah menyesatkan ….

Mari kita ungkap ajaran-ajaran Beliu serta membuka misteri yang selama ini masih menjadi teka-teki yang belum terpecahkan,sbb:

140 AJARAN DAN PEMIKIRAN SYEKH SITI JENAR

001. …. tidak usah kebanyakan teori semu, karena sesungguhnya ingsun (saya) inilah Allah. Nyata ingsun yang sejati, bergelar Prabu Satmata, yang tidak ada lain kesejatiannya yang disebut sebangsa Allah.

002. Jika ada seseorang manusia yang percaya kepada kesatuan lain selain Allah SWT, maka ia akan kecewa karena ia tidak akan memperoleh apa yang ia inginkan.

003. Allah itu adalah keadaanku, lalu mengapa kawan-kawanku sama memakai penghalang? Dan sesungguhnya aku ini adalah haq Allah pun tiada wujud dua; saya sekarang adalah Allah, nanti Allah, dzahir bathin tetap Allah, kenapa kawan-kawan masih memakai pelindung?.

004. Sebenarnya keberadaan dzat yang nyata itu hanya berada pada mantapnya tekad kita, tandanya tidak ada apa-apa, tetapi harus menjadi segala niat kita yang sungguh-sungguh.

005. Tidak usah banyak bertingkah, saya ini adalah Tuhan. Ya, betul betul saya ini adalah Tuhan yang sebenarnya, bergelar Prabu Satmata, ketahuilah bahwa tidak ada tuhan yang lain selain saya.

006. Saya ini mengajarkan ilmu untuk betul-betul dapat merasakan adanya kemanunggalan. Sedangkan bangkai itu selamanya tidak ada. Adapun yang dibicarakan sekarang adalah ilmu yang sejati yang dapat membuka tabir kehidupan. Dan lagi semuanya sama. Tidak ada tanda secara samar-samar, bahwa benar-benar tidak ada perbedaan yang bagaimanapun, saya akan tetap mempertahankan tegaknya ilmu tersebut.

007. Bahwa sesungguhnya, lafadz Allah yaitu kesaksian akan Allah, yang tanpa rupa dan tiada tampak akan membingungkan orang, karena diragukan kebenarannya. Dia tidak mengetahui akan diri pribadinya yang sejati, sehingga ia menjadi bingung. Sesungguhnya nama Allah itu untuk menyebut wakil-Nya, diucapkan untuk menyatakan yang dipuja dan menyatakan suatu janji. Nama itu ditumbuhkan menjadi kalimat yang diucapkan Muhammad Rasulullah.

008. ….. padahal sifat kafir berwatak jisim, yang akan membusuk, hancur lebur bercampur tanah. Lain jika kita sejiwa dengan Dzat Yang Maha Luhur. Ia gagah berani, Maha Sakti dalam syarak, menjelajahi alam semesta. Dia itu pangeran saya, yang mengusai dan memerintah saya, yang bersifat wahdaniyah, artinya menyatukan diri denga ciptaan-Nya. Ia dapat abadi mengembara melebihi peluru atau anak sumpit, bukan budi bukan nyawa, bukan hidup tanpa asal dari manapun, bukan pula kehendak tanpa tujuan. Dia itu yang bersatu padu dengan wujud saya. Tiada susah payah, kodrat dan kehendak-Nya, tiada kenal rintangan, sehingga pikiran keras dari keinginan luluh tiada berdaya. Maka timbullah dari jiwa raga saya kearif-bijaksanaan saya menjumpai ia sudah ada di sana.

009. Syehk Lemah Bang namaku, Rasulullah ya aku sendiri, Muhammad ya aku sendiri,Asma Allah itu sesungguhya diriku, ya akulah yang menjadi Allah ta’ala.

010. Jika Anda menanyakan di mana rumah Tuhan, maka jawabnya tidaklah sukar. Allah berada pada Dzat yang tempatnya tidak jauh, yaitu berada dalam tubuh manusia. Tapi hanya orang yang terpilih saja yang bisa melihatnya, yaitu orang-orang suni.

011. Rahasia kesadaran kesejatian kehidupan, ya ingsun ini kesejahteraan kehidupan, engkau sejatinya Allah, ya ingsun sejatinya Allah; yakni wujud yang berbentuk itu sejati itu sejatinya Allah, sir (rahasia) itu Rasulullah, lisan (pengucap) itu Allah, jasad Allah badan putih tanpa darah, sir Allah, rasa Allah, rahasia rasa kesejatian Allah, ya ingsun (aku) ini sejatinya Allah.

012. Adanya kehidupan itu karena pribadi, demikian pula keinginan hidup itupun ditetapkan oleh diri sendiri, tidak mengenal roh, yang melestarikan kehidupan, tiada turut merasakan sakit ataupun lelah. Suka dukapun musnah karena tidak diinginkan oleh hidup. Dengan demikian hidupnya kehidupan itu berdiri sendiri.

013. Dzat wajibul maulana adalah yang menjadi pemimpin budi yang menuju ke semua kebaikan. Citra manusia hanya ada dalam keinginan yang tunggal. Satu keinginan saja belum tentu dapat dilaksanankan dengan tepat, apalagi dua. Nah cobala untuk memisahkan Dzat wajibul maulana dengan budi, agar supaya manusia dapat menerima keinginan yang lain.

014. Hyang Widi, kalau dikatakan dalam bahasa di dunia ini adalah baka bersifat abadi, tanpa antara tiada erat dengan sakit apapun rasa tidak enak, ia berada baik disana, maupun di sini, bukan ini bukan itu. Oleh tingkah yang banyak dilakukan dan yang tidak wajar, menuruti raga, adalah sesuatu yang baru.

015. Gagasan adanya badan halus itu mematikan kehendak manusia. Di manakah adanya Hyang Sukma, kecuali hanya diri pribadi. Kelilingilah cakrawala dunia, membubunglah ke langit yang tinggi, selamilah dalam bumi sampai lapisan ke tujuh, tiada ditemukan wujud yang mulia.

016. Kemana saja sunyi senyap adanya; ke Utara, Selatan, Barat, Timur dang Tengah, yang ada di sana hanya adanya di sini. Yang ada di sini bukan wujud saya. Yang ada dalam diriku adalah hampa dan sunyi. Isi dalam daging tubuh adalah isi perut yang kotor. Maka bukan jantung bukan otak yang pisah dari tubuh, laju peasat bagaikan anak panah lepas dari busur, menjelajah Mekkah dan Madinah.

017. Saya ini bukan budi, bukan angan-angan hati, bukan pikiran yang sadar, bukan niat, buka udara, bukan angin, bukan panas, dan bukan kekosongan atau kehampaan. Wujud saya ini jasad, yang akhirnya menjadi jenazah, busuk bercampur tanah dan debu. Napas saya  mengelilingi dunia, tanah, api, air, dan udara kembali ke tempat asalnya, sebab semuanya barang baru bukan asli.

018. Maka saya ini Dzat sejiwa yang menyatu, menyukma dalam Hyang Widi. Pangeran saya bersifat Jalil dan Jamal, artinya Maha Mulia dan Maha Idah. Ia tidak mau sholat atas kehendak sendiri, tidak pula mau memerintah untuk shalat kepada siapapun. Adapun shalat itu budi yang menyuruh, budi yang laknat dan mencelakakan, tidak dapat dipercaya dan dituruti, karena perintahnya berubah-ubah. Perkataannya tidak dapat dipegang, tidak jujur, jika dituruti tidak jadi dan selalu mengajak mencuri.

019. Syukur kalau saya sampai tiba di dalam kehidupan yang sejati. Dalam alam kematian ini saya kaya akan dosa. Siang malam saya berdekatan dengan api neraka. Sakit dan sehat saya temukan di dunia ini. Lain halnya apabila saya sudah lepas dari alam kematian. Saya akan hidup sempurna, langgeng tiada ini dan itu.

020. Menduakan kerja bukan watak saya. Siapa yang mau mati dalam alam kematian orang kaya akan dosa. Balik jika saya hidup yang tak kekal ajal, akan langeng hidup saya, tida perlu ini dan itu. Akan tetapi saya disuruh untuk memilih hidup atau mati saya tidak sudi. Sekalipun saya hidup, biar saya sendiri yang menetukan.

021. …….Betapa banyak nikmat hidup manfaatnya mati. Kenikmatan ini dijumpai dalam mati, mati yang sempurna teramat indah, manusia sejati adalah yang sudah meraih ilmu. Tiada dia mati, hidup selamanya, menyebutnya mati berarti syirik, lantaran tak tersentuh lahat, hanya beralih tempatlah dia memboyong kratonnya.

022. Aku angkat saksi dihadapan Dzat-KU sendiri, susungguhnya tidak ada Tuhan selain Aku. Dan Aku angkat saksi sesungguhnya Muhammad itu utusan-KU, susungguhnya yang disebut Allah adalah ingsun (aku) diri sendiri. Rasul itu rasul-KU, Muhammad itu cahaya-KU, aku Dzat yang hidup yang tak kena mati, Akulah Dzat yang kekal yang tidak pernah berubah dalam segala keadaan. Akulah Dzat yang bijaksana tidak ada yang samar sesuatupun, Akulah Dzat Yang Maha Menguasai, Yang Kuasa dan Yang Bijaksana, tidak kekurangan dalam pegertian, sempurna terang benderang, tidak terasa apa-apa, tidak kelihatan apa-apa, hanyalah aku yang meliputi sekalian alam dengan kodrat-KU.

023. Janganlah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau adalah keberadaan Allah. Disebut Imannya Iman.

024. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau adalah tempat manunggalnya Allah. Disebut Imannya Tauhid.

025. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau adalah sifatnya Allah. Disebut Imannya Syahadat.

026. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau adalah kewaspadaan Allah. Disebut Imannya Ma’rifat.

027. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau adalah menghadap Allah. Disebut Imannya Shalat.

028. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau adalah kehidupannya Allah. Disebut Imannya Kehidupan.

029. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau adalah kepunyaan dan keagungan Allah. Disebut Imannya Takbir.

030. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, sebab engkau adalah pertemuan Allah. Disebut Imannya Saderah.

031. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau adalah kesucian Allah. Disebut Imannya Kematian.

032. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, sebab engkau adalah wadahnya Allah. Disebut Imannya Junud.

033. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau adalah bertambahnya nikmat dan anugrah Allah. Disebut Imannya Jinabat.

034. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau adalah asma Nama Allah. Disebut Imannya Wudlu.

035. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau adalah ucapan Allah. Disebut Imannya Kalam.

036. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau adalah juru bicara Allah. Disebut Imannya Akal.

037. Jangalah ragu dan janganlah menyekutukan, karena engkau adalah wujud Allah, yaitu tempat berkumpulnya seluruh jagad makrokosmos, dunia akhirat, surga neraka,arsy kursi, loh kalam, bumi langit, manusia, jin, iblis laknat, malaikat, nabi, wali, orang mukmin, nyawa semua, itu berkumpul di pucuknya jantung, yang disebut alam khayal (ala al-khayal). Disebut Imannya Nur Cahaya.

038. Yang disebut kodrat itu yang berkuasa, tiada yang mirip atau yang menyamai. Kekuasannya tanpa piranti, keadaan wujudnya tidak ada baik luar maupun dalam merupakan kesatuan, yang beraneka ragam.

039. Iradat artinya kehendak yang tiada membicarakan, ilmu untuk mengetahui keadaan, yang lepas jah dari panca indra bagaikan anak gumpitan lepas tertiup.

040. Inilah maksudnya syahadat: Asyhadu berarti jatuhnya rasa, Ilaha berarti kesetian rasa, Ilallah berarti bertemunya rasa, Muhammad berartihasil karya yang maujud dan Pangeran berarti kesejatian hidup.

041. Mengertilah bahwa sesungguhnya inisyahadat sakarat, jika tidak tahu maka sakaratnya masih mendapatkan halangan, hidupnya dan matinya hanya sperti hewan.

042. Syahadat allah, allah badan lebur menjadi nyawa, nyawa lebur menjadi cahaya, cahaya lebur menjadi roh, roh lebur menjadi rasa, rasa lebur sirna kembali kepada yang sejati, tinggalah hanya Allah semata yang abadi dan terkematian. (Terjemahan dalam Bahasa Indonesia).

043. Syahadat Ananing Ingsun, Asyhadu keberadaan-KU, La Ilaha bentuk wajahku, Ilallah Tuhanku, sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Aku, yaitu badan dan nyawa seluruhnya.  (Terjemahan dalam Bahasa Indonesia).

044. Syahadat Panetep Panatagana yaitu, yang menjdai bertempatnya Allah, menghadap kepada Allah, bayanganku adalah roh Muhammad, yaitu sejatinya manusia, yaitu wujudnya yang sempurna. (Terjemahan dalam Bahasa Indonesia).

045. Kenikmatan mati tak dapat dihitung ….tersasar, tersesat, lagi terjerumus, menjadikan kecemasan, menyusahkan dalam patihnya, justru bagi ilmu orang remeh…..

046. Segala sesuatu yang wujud, yang tersebar di dunia ini, bertentangan denga sifat seluruh yang diciptakan, sebab isi bumi itu angkasa yang hampa.

047. Shalat limakali sehari adalah pujian dan dzikir yang merupakan kebijaksanaan dalam hati menurut kehendak pribadi. Benar atau salah pribadi sendiri yang akan menerima, dengan segala keberanian yang dimiliki.

048. Pada permulaan saya shalat, budi saya mencuri, pada waktu saya dzikir, budi saya melepaskan hati, menaruh hati kepada seseorang, kadang-kadang menginginkan keduniaan yang banyak, lain dengan Dzat Maha yang bersama diriku, Nah, saya inilah Yang Maha Suci, Dzat Maulana yang nyata, yang tidak dapat dipikirkan dan tidak dapat dibayangkan.

049. Syahadat, shalat, dan puasa itu adalah amalan yang tidak diinginkan, oleh karena itu tidak perlu dilakukan. Adapun zakat dan naik haji ke Makkah, keduanya adalah omong kosong. Itu semua adalah palsu dan penipuan terhadap sesama manusia. Menurut para auliya’ bila manuasia melakukannya maka dia akan dapat pahala itu adalah omong kosong, dan keduanya adalah orang yang tidak tahu.

050. Tiada pernah saya menuruti perintah budi, bersujud-sujud di masjid mengenakan jubah, pahalanya besok saja, bila dahi sudah menjadi tebal, kepala, berbelang. Sesungguhnya hal itu tidak masuk akal. Di dunia ini semua manusia adalah sama. Mereaka semua mengalami suka duka, menderita sakit dan duka nestapa, tiada bedanya satu dengan yang lain. Oleh karena itu saya, Siti Jenar, hanya setia pada satu hal, saja, yaitu Gusti Dzat Maulana.

051. ….Gusti Dzat Maulana. Dialah yang luhur dan sangat sakti, yang berkuasa Maha Besar, lagi pula memiliki dua puluh sifat, kuasa atas segala kehendak-Nya. Dialah Maha Kuasa pangkal mula segala ilmu, Maha Mulia, Maha Indah, Maha Sempurna, Maha Kuasa, Rupa warna-nya tanpa cacat, seperti hamba-Nya. Di dalam raga manusia ia tiada tanpak. Ia sangat sakti menguasai segala yang terjadi, dan menjelajahi seluruh alam semesta, Ngindraloka.

052. Hyang Widi, wjud yang tak tampak oleh mata, mirip dengan ia sendiri, sifat-sifatnya mempunyai wujud, sperti penampakan raga yang tiada tanpak. Warnanya melambangkan keselamatan, tetapi tanpa cahaya atau teja, halus, lurus terus menerus, menggambarkan kenyataan tiada dusta, ibaratnya kekal tiada bermula, sifat dahulu yang meniadakan permulaan, karena asal diri pribadi.

053. Mergertilah bahwa sesungguhnya ini syahadat sakarat, jika tidak tahu maka sekaratnya masih mendapatkan halangan, hidupnya dan matinya hanya seperti hewan.

054. Syekh Siti Jenar mengetahui benar di mana kemusnahan anta ya mulya, yaitu Dzat yang melanggengkan budi, berdasarkan dalil ramaitu, ialah dalil yang dapat memusnahkan beraneka ragam selubung, yaitu dapat lepas bagaikan anak panah, tiada dapat diketahui di mana busurnya. Syari’at, tarekat, hakekat, dan ma’rifat musnah tiada terpikirkan. Maka sampailah Syekh Siti Jenar di istana sifat yang sejati.

055. Kematian ada dalam hidup, hidup ada dalam mati. Kematian adalah hidup selamanya yang tidak mati, kembali ke tujuan dan hidup langgeng selamanya, dalam hidup ini adalah ada surga dan neraka yang tidak dapat ditolak oleh manusia. Jika manusia masuk surga berarti ia senang, bila manusia bingung, kalut, risih, muak, dan menderita berarti ia masuk neraka. Maka kenikmatan mati tak dapat dihitung.

056. Hidup itu bersifat baru dan dilengkapi dengan panca indera. Panca indera ini merupakan barang pinjaman, yang jika sudah diminta oleh yang mempunyai, akan menjadi tanah dan membusuk, hancur lebur bersifat najis. Oleh karena itu panca indera tidak dapat dipakai sebagai pedoman hidup. Demikian pula budi, pikiran, angan-angan dan kesadaran, berasal dari panca indera, tidak dapat dipakai sebagai pegangan hidup. Akal dapat menjadi gila, sedih, bingung, lupa, tidur dan sering kali tidak jujur. Akal itu pula yang siang malam mengajak kita berbuat dengki, bahkan merusak kebahagiaan orang lain. Dengki juga akan menimbulkan kejahatan, kesombongan yang pada akhirnya membawa manusia ke dalam kenistaan dan menodai citranya. Kalau sudah sampai sedemikian parahnya manusia biasanya baru menyesali perbuatannya.

057. Apakah tidak tahu bahwa penampilan bentuk daging, urat, tulang, dan sumsum busa rusak dan bagaimana cara Anda memperbaikinya. Biarpun bersembahyang seribu kali setiap barinya akhirnya mati juga. Meskipun badan Anda, Anda tutupi akhirnya kena debu juga. Tetapi jika penampilan bentuknya seperti Tuhan, apakah para wali dapat membawa pulang dagingnya, saya rasa tidak dapat. Alam semesta ini adalah baru. Tuhan tidak akan membentuk dunia ini dua kali dan juga tidak akan membuat dunia ini dua kali dan juga tidak akan membuat tatanan baru.

058. Segala sesuatu yang terjadi di alam ini pada hakikatnya adalah perbuatan Allah. Berbagai hal yang dinilai baik maupun buruk pada hakikatnya adalah dari Allah juga. Jadi sangat salah besar bila ada yang menganggap bahwa yang baik itu dari Allah dan yang buruk adalah dari selain Allah. Oleh karena itu Af’al allah harus dipahami dari dalam dan dari luar diri manusia. Misalnya saat manusia menggoreskan pensil, di situlah terjadi perpaduan dua kemampuan kodrati yang dipancarkan oleh Allah kepada makhluk-Nya, yaitu kemampuan gerak pensil. Tanah yang terlempar dari tangan seseorang itu adalah berdasar kemampuan kodrati gerak tangan seseorang, ”maksudnya bukanlah engkau yang melempar, melainkan allah yang melempar ketika engkau melempar.

059. Di dunia ini kita merupakan mayat-mayat yang cepat juga akan menjadi rusak dan bercampur tanah. Ketahuilah juga bahwa apa yang dinamakan kawulo-gusti tidak berkaitan dengan seorang manusia biasa seperti yang lain-lain. Kawulo dan Gusti itu sudah ada dalam diriku, siang dan malam tidak dapat memisahkan diriku dari mereka. Tetapi hanya untuk saat ini nama kawula-gusti itu belaku, yakni selama saya mati. Nanti kalau saya sudah hidup lagi, gusti dan kawulo lenyap, yang tinggal hanya hidupku sendiri, ketentraman langgeng dalam Anda sendiri. Bial kamu belum menyadari kata-kataku, maka dengan tepat dapat dikatakan bahwa kamu masih terbenam dalam masa kematian. Di sini memang terdapat banyak hihuran macam warna. Lebih banyak lagi hal-hal yang menimbulkan hawa nafsu. Tetapi kau tidak melihat, bahwa itu hanya akibat panca indera. Itu hanya impian yang sama sekali tidak mengandung kebenaran dan sebentar lagi akan cepat lenyap. Gilalah orng yang terikat padanya. Saya tidak merasa tertarik, tak sudi tersesat dalam kerajaan kematian, satu-satunya yang ku usahakan ualah kembali kepada kehidupan.

060. Bukan kehendak, angan-angan, bukan ingatan, pikir atau niat, hawa nafsupun bukan, bukan juga kekosongan atau kehampaan, penampilanku bagai mayat baru, andai menjadi gusti jasadku dapat busuk bercampur debu, napsu terhembus ke segala penjuru dunia, tanah, api, air kembali sebagai asalnya, yaitu kembali menjadi baru.

061. Bumi, langit dan sebagainya adalah kepunyaan seluruh manusia. Manusialah yang memberi nama. Buktinya sebelum saya lahir tidak ada.

062. Sesungguhnya pada hakikatnya tidak ada perbedaan antara ajaran Islam dengan Syiwa Budha. Hanya nama, bahasa, serta tatanan yang berbeda. Misalnya dalam Syiwa Budha dikenal Yang Maha Baik dan Pangkal Keselamatan, sementara dalam Islam kita mengenal Allah al Jamal dan as Salam. Jika Syiwa dkenal sebagai pangkal penciptaan yang dikenal dengan Brahmana maka dalam Islam kita mengenal al Khaliq.         Syiwa sebagai penguasa makhluk disebut Prajapati, maka dalam Islam kita mengenal al Maliku al Mulki. Jika Syiwa Maha Pemurah dan Pengasih disebut Sankara, maka dalam Islam kita mengena ar-Rahman dan ar-Rahim.

063. Kehilangan adalah kepedihan. Berbahagialah engkau, wahai musafir papa, yang tidak memiliki apa-apa maka tidak akan pernah kehilangan apa-apa.

064. Jika engkau kagum kepada seseorang yang engkau anggap Wali Allah, jangan engkau terpancang pada kekaguman akan sosok dan perilaku yang diperbuatnya. Sebab saat seseorang berada pada tahap kewalian, maka keberadaab dirinya sebagi manusia telah lenyap, tenggelam ke dalam          al Waly.

065. Kewalian bersifat terus menerus, hanya saja saat tenggelam dalam al Waly. Berlangsungnya Cuma beberapa saat. Dan saat tenggelam ke dalam al Waly itulah sang wali benar-benar menjadi pengejawantahan al Waly. Lanaran itu sang wali memiliki kekeramatan yang tidak bisa diukur dengan akal pikiran manusia, dimana karamah itu sediri pada hakekatnya pengejawantahan al Waly. Dan lantaran itu pila yang dinamakan karamah adalah sesuatu diluar kehendak sang wali pribadi. Semua itu semata-mata kehendak-Nya mutlak.

066. Kekasih Allah itu ibarat cahaya. Jika ia berada di kejahuan, kelihatan sekali terangnya. Namun jika cahaya itu didekatkan ke mata, mata kita akan silau dan tidak bisa melihatnya dengan jelas. Semakin dekat cahaya itu kemata maka kita akan semakin buta tidak bisa melihatnya.

067. Engkau bisa melihat cahaya kewalian pada diri seseorang yang jauh darimu. Nemun engkau tidak bisa melihat cahaya kewalian yang memancar dari diri orang-orang yang terdekat denganmu.

068. Saya hanya akan memberi sebuah petunjuk yang bisa digunakan untuk meniti jembatam (shiratal mustaqim) ajaib ke arahnya. Saya katakan ajaib karena jembatan itu bisa menjauhkan sekaligus mendekatkan jarak mereka yang meniti dengan tujuan yang hendak dicapai.

069. Bagi kalangan awan, istighfar lazimnya dipahami ebagai upaya memohon ampun kepada Allah sehingga mereka memperoleh pengampunan. Tetapi bagi para salik, istighfar adalah upaya pembebasan dari belenggu kekakuan kepada Allah sehingga memperoleh ampun yang menyingkap tabir ghaib yang menyelubungi manusia. Sesungguhnya di dalam asma al Ghaffar terangkum makna Maha Pengampun dan juga Maha menutupi, Maha Menyembunyikan dan Maha Menyelubungi.

070. Semua itu terika itu benar, hanya nama dan caranya saja yang berbeda. Justru ”cara” itu menjadi salah dan sesat ketika sang salik melihat menilai terlalu tinggi ”cara” yang diikutinya sehinga menafikan ”cara” yang lain.

071. Semua rintangan manusia itu berjumlah tujuh, karena kita adalah makhluk yang hidup di atas permukaan bumi. Allah membentangkan tujuh lapis langit yang kokoh di atas kita, sebagaimana bumipun berlapis tujuh, dan samuderapun berlapis tujuh. Bahkan neraka berlapis tujuh. Tidakkah anda ketahui bahwa suragapun berjumlah tujuh. Tidakkah Anda ketahui bahwa dalam beribadaaah kepada Allah manusia diberi piranti tujuh ayat yang diulang-ulang dari Al-Quran untuk menghubungkang dengan-Nya? Tidakkah Anda sadari bahwa saat Anda sujud anggota badan Anda yang menjadi tumpuan?

072. Di dunia manusia mati. Siang malam manusia berpikir dalam alam kematian, mengharap-harap akan permulaan hidupnya. Hal ini mengherankan sekali. Tetapi sesungguhnya manusia di dunia ini dalam alam kematian, sebab di dunia ini banyak neraka yang dialami. Kesengsaraan, panas, dingin, kebingungan, kekacauan, dan kehidupan manusia dalam alam yang nyata.

073. Dalam alam ini manusia hidup mulia, mandiri diri pribadi, tiada diperlukan lantaran ayah dan ibu. Ia beberbuat menurut keingginan sendiri tiada berasal dari angin, air tanah, api, dan semua yang serba jasad. Ia tidak menginginkan atau mengaharap-harapkan kerusakan apapun. Maka apa yang disebut Allah ialah barang baru, direka-reka menurut pikiran dan perbuatan.

074. Orang-orang muda dan bodoh banyak yang diikat oleh budi, cipta iblis laknat, kafir, syetan, dan angan-angan yang muluk-muluk, yang menuntun mereka ke yang bukan-bukan. Orang jatuh ke dalam neraka dunia karena ditarik oleh panca indera, menuruti nafsu catur warna : hitam, merah, kuning, serta putih, dalam jumlah yang besar sekali, yang masuk ke dalam jiwa raganya.

075. Saya merindukan hidup saya dulu, tatkala saya masih suci tiada terbayangkang, tiada kenal arah, tiada kenal tempat, tiada tahu hitam, merah, putih, hijau, biru dan kuning. Kapankah saya kembali ke kehidupan saya yang dulu? Kelahiranku di dunia alam kematian itu demikian susah payahnya karena saya memiliki hati sebagai orang yang mengandung sifat baru.

076. Kelahiranku di dunia kematian itu demikian susah payahnya karena saya memiliki hati sebagai orang yang mengandung sifat baru.

077. Keinginan baru, kodrat, irodat, samak, basar dan ngaliman )’aliman). Betul-betul terasa amat berat di alam kematian ini. Panca pranawa kudus, yaitu lima penerangan suci, semua sifat saya, baik yang dalam maupun yang luar, tidak ada yang saya semuanya iti berwujud najis, kotor dan akan menjadi racun. Beraneka ragam terdapat tersebut dalam alam kematian ini. Di dunia kematian, manusia terikat oleh panca indera, menggunakan keinginan hidup, yang dua puluh sifatnya, sehingga saya hampir tergila-gila dalam dan kematian ini.

078. Hidup itu bersifat baru dan dilengkapi dengan panca indera. Panca indera ini merupakan barang pinjaman, yang jika sudah diminta oleh yang mempunyai, akan menjadi tanah dan membusuk, hancur lebur bersifat najis, oleh karena itu panca indera tidak dapat dipakai sebagai pedoman hidup. Demikian pula budi, pikiran, angan-angan dan kesadaran, berasal dari panca indera, tidak dapat dipakai sebagai pandangan hidup. Akal dapat menjadi gila, sedih, bingung, lupa, tidur dan sering kali tidak jujur. Akal itu pula yang siang malam mengajak kita berbuat dengki, bahkan merusak kebahagian orang lain. Dengki juga akan menimbulkal kejahatan, kesombongan yang pada akhirnya membawa manusia ke dalam kenistaan dan menodai citranya. Kalau sudah samapai sedemikian parahnya manuasia biasanya baru menyesali perbuatannya.

079. Apakah tidak tahu bahwa penampilan bentuk daging, urat, sungsum, bisa merusak dan bagaimana cara anda memperbaikinya. Biarpun bersembahyang seribu kali tiap harinya akhirnya mati juga. Meskipun badan anda, anda tutupi akhirnya kena debu juga. Tetapi jika penampilan bentuknya seperti Tuhan, apakah para wali dapat membawa pulang dagingnya, saya rasa tidak dapat. Alam semesta ini adalah baru. Tuhan tidak akan membentuk dunia ini dua kali dan juga tidak akan membuat tatanan baru.

080. mayat-mayat berkeliaran kemana-mana, ke Utara dan ke Timur, mencari makan dan sandang yang bagus dan permata serta perhiasan yang berkilauan, tanpa mengetahui bahwa mereka adalah mayat-mayat belaka. Yang naik kereta, dokar atau bendi itu juga mayat, meskipun seringkali ia berwatak keji terhadap sesamanya.

081. Orang yang dihadapi oleh hamba sahayanya, duduk di kursi, kaya raya, mempunyai tanah dan rumah yang mewah, mereka sangat senang dan bangga. Apakah ia tidak tahu, bahwa semua benda yang terdapat di dunia akan musnah menjadi tanah. Meskipun demikia ia bersifat sombong lagi congkak. Oh, berbelas kasihan saya kepadanya. Ia tidak tahu akan sifat-sifat dan citra dirinya sebagai mayat. Ia merasa dirinya yang paling cukup pandai.

082. Di alam kematian ada surga dan neraka, dijumpai untung serta sial. Keadaan di dunia seperti ini menurut Syekh Siti Jenar, sesuai dengan dalil Samarakandi ”al mayit pikruhi fayajitu kabilahu” artinya Sesungguhnya orang yang mati, menemukan jiwa raga dan memperoleh pahala surga serta neraka.

083. ”Keadaan itulah yang dialami manusia sekarang” demikian pendapat Syekh Siti Jenar, yang pada akhirnya Siti Jenar siang malam berusaha untuk mensucikan budi serta menguasai ilmu luhur dengan kemuliaan jiwa.

084. Di alam kematian terdapat surga dan neraka, yakni bertemu dengan kebahagian dan kecelakaan, dipenuhi oleh hamparan keduniawian. Ini cocok dengan dalil Samarakandi analmayit pikutri, wayajidu katibahu. Sesungguhnya orang mati itu akan mendapatkan raga bangkainya, terkena pahala surga serta neraka.

085. Surga neraka tidaklah kekal dan dapat lebur, ataupun letaknya hanya dalam rasa hati masing-masing pribadi, senang puas itulah surga, adapun neraka ialah jengkel, kecewa dalam hati. Bahwa surga neraka terdapat dia akhirat. Itulah hal yang semata khayal tidak termakan akal.

086. Sesungguhnya, meurut ajaran Islam pun, surga dan neraka itu tidak kekal. Yang menganggap kekal surga neraka itu adalah kalangan awam. Sesungguhnya mereka berdua wajib rusak dan binasa. Hanya Allah Dzat yang wajib abadi, kekal, langgeng, dan azali.

087. Sesungguhnya, tempat kebahagian dan kemulian yang disebut swarga oleh orang-orang Hindu-Budha, di dalam Islam disebut dengan nama Jannah (taman), yang bermakna tempat sangat menyenangkan yang di dalamnya hanya terdapat kebahagian dan kegembiraan. Hampir mirip dengan swarga yang dikenal di dalam Syiwa-Budha, di dalam Islam dikenal ada tujuh surga besar yang disebut ’alailliyyin,al-Firdaus, al-Adn, an-Na’im, al-Khuld, al-Mawa, dan Darussalam. Di surga-surga itulah amalan orang-orang yang baik ditempatkan sesuai amal ibadahnya selam hidup di dunia.

088. Sementara itu, tidak berbeda dengan ajaran Syiwa-Budha yang meyakini adanya Alam Bawah, yaitu neraka yang bertingkat-tingkat dan jumlahnya sebanyak jenis siksaan, Islam pun mengajarkan demikian. Jika dalam ajaran Syiwa-Budha dikenal ada tujuh neraka besar yaitu, Sutala, Wtala, Talata, Mahatala, Satala, Atala, dan Patala. Maka dalam Islam juga dikenal tingkatan neraka yaitu, Jahannam, Huthama, Hawiyah, Saqar, Jahim, dal Wail.

089. Sebetulnya yang disebut awal dan akhir itu berda dalam cipta kita pribadi, seumpama jasad di dalam kehidupan ini sebelum dilengkapi dengan perabot lengkap, seperti umur 60 tahun, disitu masih disebut sebagai awal, maka disebut masyriq (timur) yang maknanya mengangkat atau awal penetapan manusia, serta genapnya hidup.

090. Yang saya sebut Maghrib (Barat) itu penghabisan, maksudnya saat penghabisan mendekati akhir, maksudnya setelah melali segala hidup di dunia. Maka, sejatinya awal itu memulai, akhir mengakhiri. Jika memang bukan adanya zaman alam dunia atau zaman akhirat, itu semua masih dalam keadaan hidup semua.

091. Untuk keadaan kematian saya sebut akhirat, hanyalah bentuk dari bergantinya keadaan saja. Adapun sesungguhnya mati itu juga kiamat. Kiamat itu perkumpulan, mati itu roh, jadi semua roh itu kalau sudah menjadi satu hanya tinggal kesempurnaannya saja.

092. Moksanya roh saya sebut mati, karena dari roh itu terwujud keberadaan Dzat semua, letaknya kesempurnaan roh itu adalah musnahnya Dzat. Akan tetapi bagi penerapan ma’rifat hanya yang waspada dan tepat yang bisa menerapkan aturannya. Disamping semua itu, sesungguhnya semuanya juga hanya akan kembali kepada asalnya masing-masing.

093. Ketahuilah, bahwa surga dan neraka itu dua wujud, terjadinya dari keadaan, wujud makhluk itu dari kejadian. Surga dan neraka sekarang sudah tampak, terbentuk oleh kejadian yang nyata.

094. Saya berikan kiasan sebagai tanda bukti adanya surga, sekarang ini sama sekali berdasarkan wujud dan kejadian di dunia. Surga yang luhur itu terletak dalam perasaan hati yang senang. Tidak kurang orang duduk dalam kereta yang bagus merasa sedih bahkan menangis tersedu-sedu, sedang seorang pedagang keliling berjalan kaki sambil memikul barang dangangannya menyanyi sepanjang jalan. Ia menyanyikan berbagai macam lagu dengan suara yang terdengar mengalun merdu, sekalipun ia memikul, menggendong, menjinjing atau menyunggi barang dagangannya pergi ke Semarang. Ia itu menemukan surganya, karena merasa senang dan bahagia. Ia tidur di rumah penginapan umum, berbantal kayu sebagai kalang kepala, dikerumuni serangga penghisap darah, tetapi ia dapat tidur nyenyak.

095. Orang disurga segala macam barang serba ada, kalau ingin bepergian serba enak, karena kereta bendi tersedia untuk mondar-mandir kemana saja. Tetapi apabila nerakanya datang, menangislah ia bersama istri atau suaminya dan anak-anaknya.

096. Manusia yang sejati itu ialah yang mempunyai hak dan kekuasaan Tuhan yang Maha Kuasa, serta mandiri diri pribadi. Sebagai hamba ia menjadi sukma, sedang Hyang Sukma menjadi nyawa.  Hilangnya nyawa bersatu padu dengan hampa dan kehampaan ini meliputi alam semesta.

097. Adanya Allah karena dzikir, sebab dengan berdzikir orang menjadi tidak tahu akan adanya Dzat dan sifat-sifatnya. Nama untuk menyebut Hyang Manon, yaitu Yang Maha Tahu, menyatukan diri hingga lenyap dan terasa dalam pribadi. Ya dia ya saya. Maka dalam hati timbul gagagasan, bahwa ia yang berdzikir menjadi Dzat yang mulia. Dalam alam kelanggengan yang masih di dunia ini, dimanapun sama saja, hanya manusia yang ada. Allah yang dirasakan adanya waktu orang berdzikir, tidak ada, jadi gagasan yang palsu, sebab pada hakikatnya adanya Allah yang demikian itu hanya karena nama saja.

098. Manusia yang melebihi sesamanya, memiliki dua puluh sifat, sehingga dalam hal ini antara agama Hindu-Budha Jawa dan Islam sudah campur. Di samping itu roh dan nama sudah bersatu. Jadi tiada kesukaran lagi mengerti akan hal ini dan semua sangat mudah dipahami.

099. Manusia hidup dalam alam dunia ini hanya mengadapai dua masalah yang saling berpasangan, yaitu baik buruk berpasangan dengan kamu, hidup berjodoh dengan mati, Tuhan berhadapan dengan hambanya.

100. Orang hidup tiada mersakan ajal, orang berbuat baik tiada merasakan berbuat buruk dan jiwa luhur tiada bertempat tinggal. Demikianlah pengetahuan yang bijaksana, yang meliputi cakrawala kehidupan, yang tiada berusaha mencari kemuliaan kematian, hidup terserah kehendak masing-masing.

101. Keadaan hidup itu berupa bumi, angkasa, samudra dan gunung seisinya, semua yang tumbuh di dunia, udara dan angin yang tersebar di mana-mana, matahari dan bulan menyusup di langit dan keberadaan manusia sebagai yang terutama.

102. Allah bukan johor manik, yaitu ratna mutu manikam, bukan jenazah dan rahasia yang gaib. Syahadat itu kepalsuan.

103. akhirat di dunia ini tempatnya. Hidup dan matipun hanya didunia ini.

104. Bayi itu berasal dari desakan. Setelah menjadi tua menuruti kawan. Karena terbiasa waktu kanak-kanak berkumpul dengan anak, setelah tua berkumpul dengan orang tua. Berbincang-bincanglah mereka tentang nama sunyi hampa, saling bohong membohongi, meskipun sifat-sifat dan wujud mereka tidak diketahui.

105. Takdir itu tiada kenal mundur, sebab semuanya itu ada dalam kekuasaan Yang Murba Wasesa yang menguasai segala kejadian.

106. Orang mati tidak akan merasakan sakit, yang merasakan sakit itu hidup yang masih mandiri dalam raga. Apabila jiwa saya telah melakukan tugasnya, maka dia akan kembali ke alam aning anung, alam yang tentram bahagia, aman damai dan abadi. Oleh karena itu saya tidak takut akan bahaya apapun.

107. Menurut pendapat saya. Yang disebut ilmu itu ialah segala sesuatu yang tidak kelihatan oleh mata.

108. Mana ada Hyang Maha Suci? Baik di dunia maupun di akhirat sunyi. Yang ada saya pribadi. Sesungguhnya besok saya hidup seorang diri tanpa kawan yang menemani. Disitulah Dzatullah mesra bersatu menjadi saya.

109. Karena saya di dunia ini  mati, luar dlam saya sekarang ini, yang di dalam hidupku besok, yang di luar kematianku sekarang.

110. Orang yang ingin pulang ke alam kehidupan tidak sukar, lebih-lebih bagi murid Siti Jenar, sebab ia sudah paham dengan mengusai sebelumnya. Di sini dia tahu rasanya di sana, di sana dia tahu rasanya di sini.

111. Tiada bimbang akan manunggalnya sukma, sukma dalam kehingan, tersimpan dati sanubari, terbukalah tirai, tak lain antara sadar dan tidur, ibarat kaluar dari mimpi, menyusupi rasa jati.

112. Manusia tidak boleh memiliki daya atau keinginan yang buruk dan jelek.

113. Manusia tidak boleh berbohong.

114. Manusia tidak boleh mengeluarkan suara yang jorok, buruk, saru, tidak enak didengar, dan menyakiti orang lain.

115. Manusia tidak boleh memakan daging (hewan darat, udara ataupun air).

116. Manusia tidak boleh memakan nasi kecuali yang terbuat dari bahan jagung.

117. Manusia tidak boleh mengkhianati terhadap sesama manusia.

118. manusia tidak boleh meminum air yang tidak mengalir.

119. Manusia tidak boleh membuat dengki dan iri hari.

120. Manusia tidak boleh membuat fitnah.

121. Manusia tidak boleh membunuh seluruh isi jagad.

122. manusia tidak boleh memakan ikan atau daging dari hewan yang rusuh, tidak patut, tidak bersisik, atau tidak berbulu.

123. Bila jiwa badan lenyap, orang menemukan kehidupan dalam sukma yang sungguh nyata dan tanpa bandingan. Ia dapat diumpamakan dengan isinya buah kamumu. Pramana menampilkannya manunggal dengan asalnya dan dilahirkan olehnya.

124. tetapi yang kau lihat, yang nampaknya sebagai sebuah boneka penuh mutiara bercahaya indah, yang memancarkan sinar-sinar bernyala-nyala, itu dinamakan pramana. Pramana itu kehidupan badan. Ia manunggal dengan badan, tetapi tidak ambail bagian dalam suka dan dukanya. Ia berada di dalam badan.

125. Tanpa turut tidur dan makan tanpa menderita kesakitan atau kelaparan. Bila ia terpisah dari badan, maka badan ikut tertinggal tanpa daya, lemah. Pramana itulah yang mampu mengemban rasa, karena ia dihidupi oleh sukma. Kepadanya diberi anugrah mengemban kehidupan yang dipandang sebagai rahasia rasa nya Dzat.

126. Penggosokan terjadi karena digerakkan oleh agin. Dari kayu yang menjadi panas muncullah asap, kemudian api. Api maupun asap keluar dari kayu. Perhatikanlah saat permulaan segala sesuatu, segala yang dapat diraba dengan panca indera, keluar dari yang tidak kelihatan tersembunya…..

127. Ada orang yang menyepi dipantai. Mereka melakukan konsentrasi di tepi laut. Buka dua hal yang mereka pikirkan. Hanya Pencipta semesta alam yang menjdai pusat perhatiannya. Karena kecewa belum dapat berjumpa dengan-Nya, maka mereka lupa makan dan tidur.

128. Badan jasmani disebut cermin lahir, karena merupakan cermin jauh dari apa yang dicari dalam mencerminkan wajah dia yan ber-paes. Cermin batin jauh lebih dekat.

129. Siang malam terus menerus mereka lakukan shalat. Dengan tiada hentinya terdengarlah pujian dan dzikir mereka. Dan kadang mereka mencari tempat lain dan melakukan konsentrasi di kesunyian hutan. Luar biasalah usaha mereka, hanya Penciptalah yang menjadi pusat pandangannya.

130. Badan cacat kita cela, keutamaan kerendahan hati kita puji, tetapi keadaan kita ialah digerakkan dan didorong olek sukma. Tetapi sukma  tidak tampak, yang nampak hanya adan.

131. Cermin batin itu bukanlah cermin yang dipakai orang-orang biasa. Cermin ini sangat istemewa, karena mendekati kenyataan. Bila kau mengetahui badan yang sejati itulah yang dinamakan kematian terpilih.

132. Bila engkau melihat badanmu, Aku turut dilihat … Bila kau tidak memandang dirimu begitu, kau sungguh tersesat.

133. Sukma tidak jauh dari pribadi. Ia tinggal di tempat itu jua. Ia jauh kalau dipandang jauh, tetapi dekat kalau dianggap dekat. Ia tidak kelihatan, karean antara Dia dan manusia terdapat kekuadaan-Nya yang meresapi segala-galanya.

134. Hyang Sukma Purba menyembunyikan Diri terhadap peglihatan, sehingga ia lenyap sama sekali dan tak dapat dilihat. Kontemplasi terhadap Dia yang benar lenyap dan berhenti. Jalan untuk menemukan-Nya dilacak kembali dari puncak gunung.

135. Tetapi Hyang Sukma sendiri tidak dapat dilihat. Cepat orang turun dari gunung dan dengan seksama orang melihat ke kiri ke kanan. Namun Dia tidak ditemukan, hati orang itu berlalu penuh duka cita dan kerinduan.

136. Hendaklah waspada terhadap penghayatan roroning atunggil agar tiada ragu terhadap bersatunya sukma, pengahayatan ini terbuka di dalam penyepian, tersimpan di dalam kalbu. Adapun proses terungkapnya tabir penutup alam gaib, laksana terlintasnya dlam kantuk bagi orang yang sedang mengantuk. Penghayatan gaib itu datang laksana lintasan mimpi. Sesungguhnya orang yang telah menghayati semacam itu berarti telah menerima anugrah Tuhan. Kembali ke alam sunyi. Tiada menghiraukan kesenangan duniawi. Yang Maha Kuasa telah mencakup pada dirinya. Dia telah kembali ke asal mulanya…..

137. Mati raga orang-orang ulama yang mengundurkan diri di dalam kesunyian hutan ialah hanya memperhatikan yang satu itu tanpa membiarkan pandangan mereka menyinpang. Mereka tidak menghiraukan kesukaran tempat tinggal mereka hanya Dialah yang melindungi badan hidup mereka yang diperlihatkan. Tak ada sesuatu yang lain yang mereka pandang, hanya Sang Penciptalah yang mereka perhatikan.

138.    Yang menciptakan mengemudi dunia adalah tanpa rupa atau suara. Kalbu manusia yang dipandang sebagai wisma-Nya. Carilah Dia dengan sungguh-sungguh, jangan sampai pandanganmu terbelah menjadi dua. Peliharalah baik-baik iman kepercayaanmu dan tolaklah hawa nafsumu.

139. Bila kau masih menyembah dan memuji Tuhan dengan cara biasa, kau baru memiliki pengetahuan yang kurang sempurna. Jangan terseyum seolah-olah kau sudah mengerti, bila kau belum mengetahui ilmu sejati. Itu semua hanya berupa tutur kata. Adapun kebenaran sejati ialah meninggalkan sembah dan pujian yang diungkapkan dengan kata-kata.

140. Sembah dan puji sempurna ialah tidak memandang lagi adanya Tuhan, serta mengenai adanya sendiri tidak lagi dipandang. Papan tulis dan tulisan sudah lebur, kualitas tak ada lagi. Adamu tak dapat diubah. Lalu apa yang masih mau dipandang. Tiadak ada lagi sesuatu. Maklumilah.

redroseandaheart

————————————–
Alang Alang Kumitir.

241 Tanggapan - tanggapan ke “AJARAN DAN PEMIKIRAN SYEKH SITI JENAR”

  1. Cakra Manggilingan Berkata:
    April 8, 2009 pukul 4:18 pm | Balas
Sungguh suatu pemahaman yang sangat mendalam yang tidak sembarang orang mampu mengerti. Begitu luhur, halus, ikhlas sehingga hampir tiada batas yang terbentang. Seandainya saya bisa langsung bertatap muka dengan beliau yang memahami ajaran ini…………………………………………..
bukannya tidak lebih indah bertatapan dengan apa yang fahaminya???!!!
  1. KItab Negara Kertagama « ANGKERS Berkata:
    April 11, 2009 pukul 3:05 pm | Balas
[...] AJARAN DAN PEMIKIRAN SYEKH SITI JENAR [...]
  1. adys Berkata:
    April 12, 2009 pukul 2:51 pm | Balas
benar-benar ajaran mencari kehidupan yang sejati
  1. mesin kasir Berkata:
    April 14, 2009 pukul 8:36 am | Balas
manunggal ing kawulo gusti
  1. ki-badrunpamungkas Berkata:
    April 24, 2009 pukul 12:54 pm | Balas
Perlu dikaji lg pak lek.mana yg singgit mana yg pininggit,endi sing sarak endi sing sirik.ojo di gebyah uyah.medarne ngelmu di delok 2 papan ngowo empan.
  1. ki-badrunpamungkas Berkata:
    April 24, 2009 pukul 12:56 pm | Balas
Perlu dikaji lg pak lek.mana yg singgit mana yg pininggit,endi sing sarak endi sing sirik.ojo di gebyah uyah.medarne ngelmu di delok 2 papan ngowo empan.Ojo mek waton muni tp munio kang mowo watonan.
  1. sugeng Berkata:
    Mei 2, 2009 pukul 7:08 am | Balas
satrio piningit adalah manusia yang sah di pinggit “dijadikan tuhan” sebagai utusan yang hak dan nyata untuk mengajarkan ajaran mengenai ada dan wujud keberadaan tuhan yang mudah sekali di ingat-ingat dan di dzikiri oleh mata hati.
tuhan itu di mana-mana, tetapi tidak di mana-mana
tuhan itu kita
wahdatulwujud itu AKU bukan kita
  1. sugeng Berkata:
    Mei 2, 2009 pukul 7:13 am | Balas
pembawa ajaran ini memang luar biasa… tapi satu hal yang kepengen saya tanyakan… apakah pembawa ajaran ini percaya mengenai adanya seorang wasithah sebagai utusan tuhan untuk menyampaikan mengedai keberadaan tuhan. ??
  1. brayatpengging Berkata:
    Mei 3, 2009 pukul 4:54 pm | Balas
Salam taklim,
Setuju dengan tulisan pembuka , untuk mengetahui kebenaran tuntunan Kajenar seseorang harus jadi pelaku bukan penonton apalagi dalam ibadah apapun agama yang dianut ibadah tidak boleh ecek ecek karena agama adalah ketetapan baku hidup mati manusia .
Kajenar memberi tuntunan bagaimana mewujudkan ketetapan ( agama ) yang sudah ada pada tiap tiap pribadi , maka Kajenar menolak adanya faham , anutan atau aliran bahkan mashab yang semuanya hanya akan menjadi hijab bagi manusia , pada puncak tuntunan nya Kajenar membawa para sakabat dan shohibnya untuk sama berikran ” Aku adalah kamu dan kamu adalah aku ” , ikrar ini diucapkan setelah masing masing bersyahadah
” tak ada tuhan yang ada Alllok dan aku Muhammad abdi dan rasulullah ”
, Manunggaling kawula gusti adalah syariat nyata dalam upaya menafikan tuhan yang ada di balik tiap tiap jasad manusia , setelah tuhan diri ditemukan maka segera ditundukkan dan dimusnahkan ( dinafikan ) , maka dikatakan Kajenar dunia ini adalah alam semu atau alam kematian ( bagi tuhan ) , bahayanya jika tuhan tidak dimatikan akan menjadikan setiap orang itu punya angleh ( kecenderungan } jadi fir’aun , matinya tuhan adalah alamt tunduknya jasad pada jisim dimana jisim adalah ruh Alloh yang menjadi karakter pribadi seseorang , jasad adalah hardware dan jisim adalah software apajadinya jika computer ini tanpa software , kesatuan unit itulah disebut Manunggaling Kawula Gusti , jasad adalah ngawula pada Jisim,
Dazt iman adalah wujud dari penunggalan ( ahad ) , iman yang terurai diatas adalah af’al iman ( wahdaniyah ) dan iman terurai karena ” aku dalah kamu ” Aku adalah hakikat yang nyata dan kamu adalah syariat sesungguhnya ” maka dalam wahdah hakikat dan syariat menyatu ( ahad ) hingga tak terpisahkan , ini adalah dasar karakter Muhammad yang harus diikuti kalo mau jadi ahli sunah , sekarang kebanyakan yang ada adalah justru ahli bid’ah dan plagiator ( penjiplak perilaku dan penampilan ).
Iman fi qolbi ma’rifatullah ( iman itu pada hati yang mengenal alloh ),pada awal hadis disebut ” antu’minu ( kamu percaya ) , satu kata yang menunjuk pada karakter Qalbu , dimana pada kalbu itu berdiri syariat ( syaroa ) atau ketetapan , Qalbu adalah syariat adanya Allloh , qalbu adalah syariat adanya malaikat , syariat adanya kitabullah , sebagaimana arkanul iman , islam wal ihsan , semua ini bukan kerja sepele karena nabi Muhammad saw membinanya selama 13 th ( periode Ma’kah ) . Syeh Kajenar menganggap dunia ini adalah kematian karena beliau melihat kenyataan bahwa saat ini banyak bangkai pada beribadah , bangkai adalah jasad atau hard ware yang bertindak tanpa jisim atau software , sedang jisim adalah sifating nyawa , sekarang pada zaman yang disebut modern keadaan itu makin jelas nyatanya 99,99% majlis pengkajian agama didunia ini hanya mbahas agama mbahas ibadah , terlebih dalam hal tauhid banyak kepalsuan , peristiwa Sunami , Lapindo dan Ponari adalah bukti nyata penyimpangan agama , secara tak langsung Alloh telah dijadikan berhala baru , disembah jika diperlukan saja , bahkan ada yang berani menjadikan ibadah sebagai proyek memperkaya diri , kebejatan menyata dimana mana sampai agama jadi ajang pungli dan korupsi .
Siapa penolong agama Allloh
Siapa penolong ditolong Allloh .
masih adakah Jenar & Pengging lagi..
Ada..
.
  1. Rere Berkata:
    Mei 3, 2009 pukul 8:38 pm | Balas
Akulah Jenar & Pengging Sejati.
Sepertinya Allah gak perlu pertolongan hambanya, karena itu hanya pertanyaan kpd anak kecil yang gak perlu dijawab. Semenjak jagat raya ini diciptakan tidak satupun makhluq yang menolong & membantu perbuatan Allah, lha Allah sendiri kok yang menciptakan makhluqnya, sementara makhluqnya belum ada Allah sudah ada !!!, dan yang ada(wujud) hanyalah Allah hingga saat ini.
Manusia ini adalah bayang bayang Tuhan(adam), dimana Tuhan akan bertajjali menampakan ke AgunganNya pada bayang-bayangNya
jadi Allah gak butuh pertolongan dan gak perlu dotolong, agama(aturan) hanyalah untuk manusia bukan untuk Allah, gak ada agama, gak ada manusia, gak ada yang nolong, Allah tetep Allah dari sejak dulu kala (Al-Qodim)
  1. kawuloning gusti Berkata:
    Mei 8, 2009 pukul 3:14 pm | Balas
allah itu mempunyai kehendak, nyata, dan bergerak.
jadi apapun keadaannya dan apapun ucapan para petinggi agama atau suatu aliran berkata hidayah atau wangsit dll. ternyata jika dipahami dan dirasakan itu semua karena kekuatan daya rasa dan pikiran kita untuk mencarinya. dan pasti gusti akan menghendaki karena gusti moho kaweruh lan wicaksono.
kesimpulannya jika kita menginginkan sesuatu pasti kita akan ditunjukkan pada sesuatu itu walaupun kita tidak menyukai sesuatu itu. karena disitulah petunjuk yang datang di tempat yang tak terduga.
jadi sesungguhnya gusti pun berpikir. orang ini saya kabulkan do’anya secara nyata pasti akan sombong. makanya qodrat dan irodat bahasa muslimnya,
  1. Hananing Ening Berkata:
    Mei 14, 2009 pukul 8:48 am | Balas
Saya sepihak dengan ajaran syeh siti jenar bahkan sampai sekarangpun saya mengikuti ajaran beliau,orang-orang sesudah syeh siti jenar adalah tan malaka,dan prabu siliwangi. Sebenarnya cerita adam dan hawa adalah seloka agar kita bisa berpikir dan menemukan jalan Allah. Dikatakan bahwa telah lahir 4 agama yaitu,taurat (aurot), zabur (berdiri), injil/anjala (turunkan) dan quran (selamat) maka dimaktupkan dalam kehidupan manusia apabila engkau (pria) memiliki napsu sehingga membuat kelaminmu (qodhim) berdiri maka turunkanlah niscaya engkau akan selamat. Dilihat dari ukuran dzat;manusia terdiri dari 4 dzat Allah yaitu amara,sophiah,awamah,dan mutmainah. Keempat itu adalah sedulur papat dan siapa kelima pancer? yaitu diri kita sendiri dimana kita yang akan memimpin mereka,apabila kita ajak mereka baik maka mereka akan menurut menjadi baik apabila tidak maka mereka akan menjadi tidak baik pula. Setelah kita bertemu dengan manunggaling kawula gusti maka saudara 4 kita itu akan berubah menjadi 3 yaitu hayun,qodhim dan layamut dan ketika kita melewati masa yang disempurnakan akan menjadi 2 yaitu antara kita dan dia (saudara). Tugas saudara ini adalah menuntun kita ke syurga (atau dalam kata lain jika kita nanti kembali ke rahmatullah akan dituntun saudara kita ini dan segala pertanggungjawaban kita selama hidup). Syeh sitti jenar mengatakan bahwa “Aku/ingsun ini adalah Allah” itu adalah benar memang beliau ini sudah dalam tahap makhrifat dimana dia sudah bertemu dengan saudara bathin (prabu satmata) dan anak bathinnya (tidak dikatakan). Anak bathin ini berperan sebagai Allah letaknya didada sebelah kiri kita,nantinya saudara bathin ini yang akan menuntun kita pulang ke anak bathin/Allah. Padahal sebenarnya anak bathin ini juga punya nama,mengapa dinamakan anak bathin dan bagaimana posisinya dalam jajaran Ilahi? Dikatakan anak karena dia tidak dilahirkan oleh ayah atau ibu muncul dengan sendirinya karena kita melafadzkan nama Allah tiap saat,posisi dijajaran Ilahi adalah Dia itulah Allah yang sebenarnya yang tinggal didada kita sebelah kiri (qolbu) dan saudara tinggal didada sebelah kanan, mungkin beliau (SS.Jenar) tidak mau mengumbar.Benar juga orang yang dekat dengan Allah setidaknya dia sudah bisa dialog dengan saudara bathin maka ketika dikubur dia tidak akan jadi bangkai atau membusuk dimakan tanah justru ketika 7 langkah dari tempat yang dikuburkan maka jasad tersebut akan hilang dan tidak ada yang tersisa.Kembali ke jaman adam / hawa bahwa sebenarnya adam hawa itu adalah kita dimana dikatakan “jangan engkau makan buah qoldi itu hawa karena aku akan menurunkanmu ke bumi dan menyuruhmu bercocok tanam” artinya buah quldi ini adalah buah zakar (pria) dan “apabila menyentuhnya maka engkau akan berjalan dengan perutmu” artinya seorang pria dan wanita yang nyampur dan ketika itu mereka saling bertemu perut dengan perut dan akibat dari itu akan menghasilkan anak sehingga kita harus dipaksa kerja/bercocok tanam untuk menghidupi keluarga.
Untuk saudara sekalian saya mohon maaf atas kelancangan saya ini,dan tidak mengurangi rasa hormat seluruh yang saya sampaikan ini adalah benar-benar terjadi dan saya juga melaksanakannya begitu juga dengan ikhwan/saudara saya yang lainnya.Mohon maaf sebelumnya